Isomer Optis Alkohol
Alkohol mempunyai isomer optis, dimana isomer optis terjadi pada senyawa-senyawa yang dapat mengakibatkan terjadinya perputaran bidang polarisasi pada polarimeter (bersifat optis aktif).
Senyawa yang bersifat optis aktif terjadi jika ada atom C yang asimetris atau biasa disebut C kiral. Artinya, atom C tersebut mengikat 4 atom/ gugus lain. Contohnya pada senyawa 2-butanol :
Perhatikan, apakah C-1 mengikat 4 atom/gugus berbeda ? tidak, C-1 mengikat 3 H dan 1 C.
Apakah C nomor 2 mengikat 4 atom/ gugus berbeda? Ya ! karena C-2 mengikat 1 CH3, 1 CH, 1 OH, dan 1 -CH2-CH3 / CH5. Atau dapat digambarkan strukturnya sebagai berikut :
C kiral ditandai dengan *, yang artinya C tersebut mengikat 4 buah atom/gugus yang berbeda.
Nah, karena 2-butanol mempunyai atom C kiral, maka senyawa butanol memiliki isomer optis
Isomer optis terdiri dari D (dextro) dan L (levo).
- Isomer D adalah isomer yang memutar bidang polarisasi ke sebelah kanan (berlawanan arah jarum jam).
- Isomer L adalah isomer yang memutar bidang polarisasi ke sebelah kiri (searah jarum jam)
Perputaran bidang polarisasi ditentukan oleh Mr dari atom/ gugus yang diikat oleh C kiral tersebut. Perputarannya dari Mr yang kecil ke yang lebih besar.
Penjelasan : buat 2-butanol yang polarisasinya berputar kekanan (D) dan berputar kekiri (L).
Comments
Post a Comment