Skip to main content

Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit : Sifat-sifat Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Nah, sebelum masuk kemateri subbab ini, temen-temen diwajibkan untuk memahami kembali beberapa hal berikut ini:

  • α (derajat ionisasi), jadi derajat ionisasi ini merupakan besaran yang digunakan untuk menentukan kuat tidaknya suatu senyawa tersebut terionisasi dalam pelarutnya. Contoh soal derajat ionisasi (klik)
  • Ionisasi adalah suatu proses mengubah molekul atau atom menjadi ion dengan mengurangi atau menambah partikel bermuatan. 


Sifat-sifat Larutan 
Elektrolit dan Nonelektrolit
Sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit ditinjau dari beberapa hal berikut:
Nonelektrolit : α = 0
Derajat ionisasi untuk larutan nonelektrolit 0 dikarenakan larutan nonelektrolit  tersebut tidak terionisasi (tidak menghasilkan listrik).
Elektrolit Kuat : α = 1
Derajat ionisasi untuk larutan elektrolit kuat 1 dikarenakan larutan ini terionisasi sempurna (penghantar listrik yang baik).
Elektrolit lemah : 0 < α < 1
Derajat ionisasi untuk larutan elektrolit lemah lebih besar dari 0 dan lebih kecil dari 1 karena larutan ini terionisasi sebagian (penghantar listrik yang kurang baik).

Nonelektrolit :Tidak dapat menyalakan lampu dan tidak menimbulkan gelembung gas saat diuji dengan alat penguji elektrolit (tidak menghasilkan listrik)
Elektrolit Kuat : Dapat menyalakan lampu dengan terang dan terdapat banyak gelembung gas saat diuji dengan alat penguji elektrolit (penghantar listrik yang baik).
Elektrolit lemah : Dapat menyalakan lampu dengan redup atau lampu tidak menyala dan terdapat sedikit gelembung gas (penghantar listrik yang kurang baik).


Kelompok Larutan 
Elektrolit dan Nonelektrolit
Nonelektrolit : Senyawa-senyawa organik molekular yang larut.
Elektrolit Kuat : Larutan-larutan asam kuat, basa kuat dan garam (kecuali garam merkuri)
Elektrolit lemah : Larutan-larutan asam lemah, basa lemah, dan garam yang sukar larut.
Lanjut ke subbab kedua : Cara larutan elektrolit menghantarkan arus listrik
Jika ada yang ingin didiskusikan, silahkan berkomentar :)

Comments

Popular posts from this blog

soal dan pembahasan Brutto, Netto, Tarra (1) matematika kelas 7 semester 2

soal dan pembahasan  Brutto, Netto, Tarra (1)  matematika kelas 7 semester 2 sebelum berlatih soal, silahkan tonton materi singkat tentang bruto neto dan tara : klik Sebuah barang mempunyai Tara 2% sama dengan 4 Kg. Neto barang tersebut ... Kg Bruto dari lima barang adalah 700 Kg. Setelah ditimbang, 15% dari bruto merupakan Tara. Jika berat setiap barang sama, neto setiap barang adalah ... Video pembahasan : klik Koperasi usaha tani membeli pupuk sebanyak 10 karung dengan bruto 7 Kwintal. Setiap karung pupuk mempunyai berat yang sama. Jika tara 3%, neto sekarung pupuk tersebut ... Kg Harga beli satu sak semen (bruto 40Kg) sebesar Rp.60.000,00. Tara sak semen tersebut 2,5%. Semen tersebut akan dijual eceran dengan harga Rp.2000,00/Kg. Keuntungannya adalah ... % Video pembahasan : klik

pH, POH dan PKw

A. pH Nah, sebelum masuk ke materi menentukan pH asam dan basa, ayo kita pahami terlebih dahulu pH itu apa. pH adalah kependekan dari bahasa inggris power of Hydrogen  yang jika dibahasa indonesiakan berarti kadar dari hidrogen. Konsentrasi hidrogen dari suatu larutan, dapat menunjukkan kadar dari keasaman dan basa dari larutan tersebut. Secara matematis, pH merupakan logaritma dari konsentrasi ion H + B. pOH Seperti pH, pOH merupakan kependekan dari bahasa inggris power of hydroxide  yang memiliki arti kadar ion hidroksida. Sehingga, logaritma dari konsentrasi dari ion OH -  dapat dinyatakan sebagai pOH : C. Kw Nah untuk memudahkan mengingat, w pada Kw itu merupakan "water" yang berarti, Kw merupakan konstanta kesetimbangan dari ionisasi air. Dimana, ionisasi air murni adalah :  Konstanta kesetimbangan itu adalah konsentrasi produk dipangkatkan koefisien dibagi dengan konsentrasi reaktan dipangkatkan koefisien. Namun, karena zat berbentuk li...

Gugus Fungsi Senyawa Karbon : Isomer Optis Alkohol

Isomer Optis Alkohol Alkohol mempunyai isomer optis, dimana isomer optis terjadi pada senyawa-senyawa yang dapat mengakibatkan terjadinya perputaran bidang polarisasi pada polarimeter (bersifat optis aktif). Senyawa yang bersifat optis aktif terjadi jika ada atom C yang asimetris atau biasa disebut C kiral. Artinya, atom C tersebut mengikat 4 atom/ gugus lain. Contohnya pada senyawa 2-butanol : Perhatikan, apakah C-1 mengikat 4 atom/gugus berbeda ? tidak,  C-1 mengikat 3 H dan 1 C.  Apakah C nomor 2 mengikat 4 atom/ gugus berbeda? Ya ! karena C-2 mengikat 1 CH 3 , 1 CH, 1 OH, dan 1 -CH 2 -CH 3 / CH 5 . Atau dapat digambarkan strukturnya sebagai berikut : C kiral ditandai dengan *, yang artinya C tersebut mengikat 4 buah atom/gugus yang berbeda. Nah, karena 2-butanol mempunyai atom C kiral, maka senyawa butanol memiliki isomer optis  Isomer optis terdiri dari D (dextro) dan L (levo). Isomer D adalah isomer yang memutar bidang polarisasi ...