Skip to main content

Reaksi Reduksi dan Oksidasi (Redoks) : Bilangan Oksidasi

Reaksi Reduksi dan Oksidasi (Redoks) : Bilangan Oksidasi

Sebelum mengetahui suatu reaksi termasuk reaksi reduksi maupun oksidasi, teman-teman harus mengetahui terlebih dahulu tentang bilangan oksidasi.
Apakah bilangan oksidasi itu ?
Bilangan oksidasi adalah muatan relatif atom dibanding atom lain dalam molekul atau ion.
Setiap atom dalam beberapa senyawa memiliki biloksnya (bilangan oksidasi) masing-masing, bahkan ada satu atom yang memiliki lebih dari satu biloks.
Biloks ini ditetapkan berdasarkan konvensi IUPAC, sebagai berikut:
  1. Biloks unsur bebas = 0, unsur bebas terdiri monoatomik (Na, Al,Fe) dan diatomik (O2, I2, H2).
  2. Jumlah biloks unsur dalam suatu senyawa = 0 
  3. Jumlah biloks unsur/atom bermuatan = muatan ion, Senyawa bermuatan = muatan ion
  4. Biloks unsur dalam senyawa dari golongan, IA = +1, IIA = +2,  VIIA = -1, Al = +3, Ag = +1, Zn = +2, Sc = +3
  5. Biloks unsur dari senyawa, H = +1, kec hidrida (H2) = -1
  6. Biloks unsur dari senyawa, O = -2
Yuk langsung mengerjakan contoh soal !

  • Tentukan biloks Fe dari FeCl
  • Tentukan biloks Cr dari Cr(OH)3
  • Tentukan biloks Br dari BrO2-    

Jawab :
  • biloks Fe + 3 (biloks Cl) = 0
     biloks Fe + 3 (-1)          = 0
     biloks Fe + (-3)             = 0   
     biloks Fe                       = 0 + 3
     biloks Fe                       = +3
     atau
     Dari aturan no.2 di atas diketahui bahwa jumlah 
     biloks dari unsur senyawa = 0, maka :
     
  • biloks Cr + 3 (biloks O) + 3 (biloks H) = 0
     biloks Cr + 3 (-2)          + 3 (+1)        = 0
     biloks Cr + (-6)             + (+3)          = 0
     biloks Cr + (-3)                                  = 0
     biloks Cr                                             = +3
     atau
     Ionisasikan : 
     Sesuai aturan no. 3, maka biloks Cr = muatannya 
     = +3
  • Biloks Br + 2 (biloks O) = -1
     biloks Br + 2 (-2)          = -1
     biloks Br + (-4)             = -1
     biloks Br                        = -1 + 4
     biloks Br                        = +3
     atau
     sesuai aturan no.3 bahwa jumlah biloks dari 
     senyawa bermuatan = muatan
Lanjut ke subbab kedua : Konsep Reduksi dan Oksidasi (Redoks)
Jika ada yang ingin didiskusikan, silahkan berkomentar :)

Comments

Popular posts from this blog

soal dan pembahasan Brutto, Netto, Tarra (1) matematika kelas 7 semester 2

soal dan pembahasan  Brutto, Netto, Tarra (1)  matematika kelas 7 semester 2 sebelum berlatih soal, silahkan tonton materi singkat tentang bruto neto dan tara : klik Sebuah barang mempunyai Tara 2% sama dengan 4 Kg. Neto barang tersebut ... Kg Bruto dari lima barang adalah 700 Kg. Setelah ditimbang, 15% dari bruto merupakan Tara. Jika berat setiap barang sama, neto setiap barang adalah ... Video pembahasan : klik Koperasi usaha tani membeli pupuk sebanyak 10 karung dengan bruto 7 Kwintal. Setiap karung pupuk mempunyai berat yang sama. Jika tara 3%, neto sekarung pupuk tersebut ... Kg Harga beli satu sak semen (bruto 40Kg) sebesar Rp.60.000,00. Tara sak semen tersebut 2,5%. Semen tersebut akan dijual eceran dengan harga Rp.2000,00/Kg. Keuntungannya adalah ... % Video pembahasan : klik

pH, POH dan PKw

A. pH Nah, sebelum masuk ke materi menentukan pH asam dan basa, ayo kita pahami terlebih dahulu pH itu apa. pH adalah kependekan dari bahasa inggris power of Hydrogen  yang jika dibahasa indonesiakan berarti kadar dari hidrogen. Konsentrasi hidrogen dari suatu larutan, dapat menunjukkan kadar dari keasaman dan basa dari larutan tersebut. Secara matematis, pH merupakan logaritma dari konsentrasi ion H + B. pOH Seperti pH, pOH merupakan kependekan dari bahasa inggris power of hydroxide  yang memiliki arti kadar ion hidroksida. Sehingga, logaritma dari konsentrasi dari ion OH -  dapat dinyatakan sebagai pOH : C. Kw Nah untuk memudahkan mengingat, w pada Kw itu merupakan "water" yang berarti, Kw merupakan konstanta kesetimbangan dari ionisasi air. Dimana, ionisasi air murni adalah :  Konstanta kesetimbangan itu adalah konsentrasi produk dipangkatkan koefisien dibagi dengan konsentrasi reaktan dipangkatkan koefisien. Namun, karena zat berbentuk li...

Gugus Fungsi Senyawa Karbon : Isomer Optis Alkohol

Isomer Optis Alkohol Alkohol mempunyai isomer optis, dimana isomer optis terjadi pada senyawa-senyawa yang dapat mengakibatkan terjadinya perputaran bidang polarisasi pada polarimeter (bersifat optis aktif). Senyawa yang bersifat optis aktif terjadi jika ada atom C yang asimetris atau biasa disebut C kiral. Artinya, atom C tersebut mengikat 4 atom/ gugus lain. Contohnya pada senyawa 2-butanol : Perhatikan, apakah C-1 mengikat 4 atom/gugus berbeda ? tidak,  C-1 mengikat 3 H dan 1 C.  Apakah C nomor 2 mengikat 4 atom/ gugus berbeda? Ya ! karena C-2 mengikat 1 CH 3 , 1 CH, 1 OH, dan 1 -CH 2 -CH 3 / CH 5 . Atau dapat digambarkan strukturnya sebagai berikut : C kiral ditandai dengan *, yang artinya C tersebut mengikat 4 buah atom/gugus yang berbeda. Nah, karena 2-butanol mempunyai atom C kiral, maka senyawa butanol memiliki isomer optis  Isomer optis terdiri dari D (dextro) dan L (levo). Isomer D adalah isomer yang memutar bidang polarisasi ...